Bripka Eko Julianto: Antara Seragam Polisi dan Dakwah di Pondok Pesantren

Bripka Eko Julianto; Polisi Wonogiri, Pendakwah Yang Juga Pemilik Ponpes

Polres Wonogiri | Bripka Eko Julianto, S.H., (36) merupakan sosok anggota Polri Polres Wonogiri yang dikenal masyarakat Wonogiri sebagai polisi Dai. Sebab, ia kerap kali berkeliling menjadi mubaligh dalam pengajian akbar di beberapa Wilayah Kab. Wonogiri dan sekitarnya.

Kegiatan berdakwah telah ditekuni Bripka Eko sejak 2015 di luar jam tugas dirinya sebagai polisi.

Selain rutin dalam berdakwah, Bripka Eko juga telah memiliki pondok pesantren gratis.

Keteguhannya menyebarkan dan mengajarkan pendidikan agama Islam ke masyarakat di wujudkan dengan pendirian pondok pesantren.

Terhitung hingga saat ini, Ponpes yang dibangun Bripka Eko sejak tahun 2015 tersebut telah memiliki 370 santri dan santriwati. Menariknya, Eko sama sekali tak memungut biaya bagi setiap santri yang mondok di ponpes miliknya.

Selain gratis dan tak berbayar, pondok pesantren Santri Manjung yang terletak di desa Manjung Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, awalnya dibangun Bripka Eko dengan dana Pribadi.

Meski demikian, untuk biaya 370 santri maupun santriwatinya, Bripka Eko mengaku tak menutup kesempatan bagi banyak pihak untuk memberikan bantuan.

Ditemui di kediamannya di Ponpes Santri Manjung Wonogiri, Selasa ( 21/1/25 ) Bripka Eko menyampaikan.

” dalam mengelola Pondok Pesantren gratis ini, tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dari mana kami mendapatkan dana tersebut? Dengan senyuman khasnya, Bripka Eko mengatakan, rejeki datang dari mana saja asal ikhlas, yang jelas kita punya jalur langit, yakin saja rezeki pasti datang asalkan kita punya niat yang tulus ikhlas”

Bripka Eko menjelaskan alasannya mendirikan pondok dan menggratiskan bagi santri, dia mengatakan, Anak-anak ini adalah calon pemimpin bangsa, oleh karena itu dengan belajar ilmu agama saya berharap anak-anak ini nantinya dapat menjadi pemimpin di negeri ini dengan landasan iman dan takwa.

” Karena latar belakang saya polisi, saya tetap menyampaikan hal-hal yang berkaitan imbauan kamtibmas, terutama cinta tanah air, supaya jangan ada paham-paham radikalisme bisa masuk. Intinya pada umumnya setiap materi yang disampaikan itu tetap ada penyampaian imbauan kamtibmas kepada masyarakat,” pungkas nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *